JEMBATAN
Sejarah Perkembangan Kontruksi Jembatan (Perkembangan
Jembatan dari Setiap Zaman)
Jembatan merupakan sebuah sarana dengan struktur tertentu yang dibangun untuk
menghubungkan dua atau lebih rentang hambatan fisik seperti sungai, jurang,
teluk, lembah, dan jalan sehingga dapat melintas dengan lancar dan aman.
Jembatan pertama kali dibangun dengan sangat sederhana dan alami tanpa campur
tangan manusia seperti kayu besar atau batu besar yang melintang di atas
sungai.Dari sinilah manusia mempunyai ide untuk membangun konstruksi jembatan
yang dari waktu ke waktu mengalami perkembangan. Orang zaman dahulu membuat
jembatan hanya menggunakan teknik potong dan coba. Pada perkembangannya, proses
pembuatan jembatan tidak hanya mengandalkan kedua teknik tersebut. Proses
pembuatan jembatan sudah menggunakan berbagai macam teknik berupa penerapan
ilmu pengetahuan sehingga dihasilkan jembatanjembatan yang kukuh, kuat, dan
memiliki unsur keindahan.
Salah satu karya terpenting dan tertua dalam dunia konstruksi adalah
jembatan. Menurut catatan icomos.org dan historyworld.net, meskipun tahun
pembuatannya tidak dicantumkan, jembatan mulai dikenal pada zaman prasejarah.
Saat itu, jembatan terbuat dari kayu yang disilangkan, kemudian bagian atasnya
ditutup oleh ranting-ranting pohon. Konstruksi jembatan mengalami perkembangan
dari masa ke masa seiring perkembangan peradaban maupun teknologi. Perkembangan
teknologi konstruksi jembatan dapat dilihat dari segi bahan utama dalam
pembuatan jembatan, yaitu besi dan baja. Penggunaan besi dan baja menjadikan
sebuah konstruksi jembatan menjadi kuat, kukuh, tahan lama dan megah.
Sejarah Perkembangan Jembatan
Jembatan merupakan sebuah sarana dengan struktur tertentu
yang dibangun untuk menghubungkan dua atau lebih rentang hambatan fisik seperti
sungai, jurang, teluk, lembah, dan jalan sehingga dapat melintas dengan lancar
dan aman. Jembatan pertama kali dibangun dengan sangat sederhana dan alami
tanpa campur tangan manusia seperti kayu besar atau batu besar yang melintang
di atas sungai.
Dari sinilah manusia mempunyai ide untuk membangun konstruksi jembatan yang
dari waktu ke waktu mengalami perkembangan. Orang zaman dahulu membuat jembatan
hanya menggunakan teknik potong dan coba. Pada perkembangannya, proses
pembuatan jembatan tidak hanya mengandalkan kedua teknik tersebut. Proses
pembuatan jembatan sudah menggunakan berbagai macam teknik berupa penerapan
ilmu pengetahuan sehingga dihasilkan jembatanjembatan yang kukuh, kuat, dan
memiliki unsur keindahan.
Berikut ini adalah perkembangan jembatan dari
setiap zaman:
1. Jembatan Zaman Purba
Pada
zaman ini jembatan belum diakui sebagai hasil karya konstruksi karena pada
zaman ini manusia purba menggunakan batang kayu tumbang untuk menyebrang
sungai. Manusia zaman purba melintasi sungai dengan memasang pilar-pilar batu,
kayu gelondongan, atau pohon yang tumbang dengan bentang yang sangat pendek.
Selain itu, mereka juga manfaatkan akar-akar atau ranting-ranting pohon sebagai
jembatan gantung untuk bergelantungan melompati pohon satu ke pohon yang lain.
Jenis jembatan yang
digunakan pada zaman purba biasanya berbentuk jembatan balok sederhana, dan
digunakan hanya untuk bentangan yang pendek. Seperti yang dibangun diatas
Sungai Euprat dan Sungai Tigris di Babylonia kira-kira 2000 SM.
2.
Periode Romawi Kuno
Zaman
Romawi Kuno dimulai dari tahun 300 SM dan berlangsung kurang lebih selama 600
tahun yang lalu. Pada zaman ini teknologi jembatan sudah mulai berkembang. Pada
zaman ini jembatan yang dibangun telah menggunakan kayu, batu, dan beton. Namun,
untuk jembatan batu dan beton, bentuknya sama seperti pada periode jembatan
purba yaitu berbentuk lengkung (arch). Akan tetapi, pada zaman ini manusia
telah mampu mengatasi permasalahan yang lebih rumit. Pada zaman ini mereka
membuat konstruksi jembatan yang dibangun di atas pilar yang berada di bawah
air dan melindunginya dari bahaya banjir.
3.
Periode Zaman Pertengahan
Zaman
pertengahan di Eropa berlangsung dari abad ke-11 sampai dengan abad ke-16
sesudah runtuhnya Romawi. Secara fsik konstruksi jembatan pada periode ini
tidak jauh berbeda dengan periode romawi kuno. Bentuk jembatan lengkung dan
pilar-pilar batu masih sering digunakan pada jembatan periode ini. Beberapa
ahli mengatakan bahwa Jembatan Rialto yang dibangun pada abad ke-16 di atas
Grand Canal, Venice adalah jembatan terbaik di zaman pertengahan dalam segi
pengembangan teknik jembatan dan estétika. Pada jembatan ini, jalan raya
menghubungkan dua ruas kawasan perdagangan yang mempunyai jalan masuk menuju
jalur pejalan kaki (footwalks) yang dibangun di bagian tepi dalam satu kesatuan
konstruksi
4. Teknologi
Jembatan Zaman Besi dan Baja
Periode ini dilatarbelakangi adanya revolusi industri. Pada periode ini
jembatan besi dibangun dengan menggunakan prinsip-prinsip bentuk lengkung,
terutama untuk jembatan jalan raya. Pada era ini sudah menggunakan kantilever
pada konstruksinya. Pembuatan jembatan pada era ini menggunakan berbagai macam
komponen dan sistem struktur baja deck, girder, rangka batang, pelengkung,
penahan dan penggantung kabel. Jembatan besi pertama adalah jembatan
Coalbrookdale yang melintasi Sungai Savern, Inggris.
5.
Zaman Jembatan Gantung
Periode ini dimulai pada abad ke-18. Pada tahun 1825 dibangun jembatan gantung
Menai Straits, Inggris. Konstruksi jembatan menggunakan menara batu sebagai
pilarnya. Di tahun 1851 mengalami kemajuan dengan dibangunnya jembatan gantung
Niagara, Amerika Serikat.
6.
Zaman Jembatan Cable Stayed
Di
Eropa jembatan cable stayed berkembang dengan baik selama 3 dekade. Jembatan
ini memiliki keunggulan yang lebih baik dibandingkan dengan jembatan gantung.
7.
Zaman Jembatan Beton
Jembatan beton mulai terkenal sejak tahun 1865 dengan bentang terpanjang yang
pernah dicapai 78 meter. Konstruksi jembatan ini menggunakan gelagar beton bertulang.
Jembatan Lengkung Sydney merupakan jembatan beton lengkung terpanjang yang
pernah dibuat.
Tipe Jembatan, Struktur Jembatan Dan Jembatan Komposit
A. Tipe-Tipe Jembata
Berdasarkan fungsinya dibedakan sebagai
berikut :
Ø Jembatan jalan raya (highway bridge)
Ø Jembatan jalan kereta api (railway bridge)
Ø Jembatan pejalan kaki atau penyeberangan (pedestrian bridge).
Ø Berdasarkan lokasinya, jembatan dapat dibedakan sebagai beriku :
Ø Jembatan di atas sungai atau danau
Ø Jembatan di atas lembah
Ø Jembatan di atas jalan yang ada (fly over)
Ø Jembatan di atas saluran irigasi/drainase (culvert)
Ø Jembatan di dermaga (jetty).
Ø Berdasarkan bahan konstruksinya, jembatan dapat dibedakan menjadi beberapa
macam, antara lain :
Ø Jembatan kayu (log bridge)
Ø Jembatan beton (concrete bridge)
Ø Jembatan beton prategang (prestressed concrete bridge)
Ø Jembatan baja (steel bridge)
Ø Jembatan komposit (compossite bridge).
Ø Berdasarkan tipe strukturnya, jembatan dapat dibedakan menjadi beberapa
macam, antara lain :
Ø Jembatan plat (slab bridge)
Ø Jembatan plat berongga (voided slab bridge)
Ø Jembatan gelagar (girder bridge)
Ø Jembatan rangka (truss bridge)
Ø Jembatan pelengkung (arch bridge)
Ø Jembatan gantung (suspension bridge)
Ø Jembatan kabel (cable stayed bridge)
Ø Jembatan cantilever (cantilever bridge).
Berdasarkan menurut pemerintah
· Jembatan Pelengkung
· Jembatan Beruji Kabel
· Jembatan Kabel Gantung
B. Struktur jembatan dapat dibedakan menjadi dua
bagian yaitu struktur atas dan struktur bawah
Struktur Bawah (Substructures)
Struktur bawah jembatan berfungsi memikul seluruh
beban struktur atas dan beban lain yang ditumbulkan oleh tekanan tanah, aliran
air dan hanyutan, tumbukan, gesekan pada tumpuan dsb. untuk kemudian disalurkan
ke fondasi. Selanjutnya beban-beban tersebut disalurkan oleh fondasi ke tanah
dasar.
Struktur bawah jembatan umumnya meliuputi :
1. Pangkal jembatan (Abutment)
2. Dinding belakang (Back wall)
3. Dinding penahan (Breast wall)
4. Dinding sayap (Wing wall)
5. Oprit, plat injak (Approach slab)
6. Konsol pendek untuk jacking
(Corbel)
7. Tumpuan (Bearing)
8. Pilar jembatan (Pier)
9. Kepala pilar (Pier Head)
10. Pilar (Pier), yg berupa dinding, kolom, atau portal
11. Konsol pendek untuk jacking (Corbel)
12. Tumpuan (Bearing)
Struktur Atas (Superstructures)
Struktur atas jembatan merupakan bagian yang menerima
beban langsung yang meliputi berat sendiri, beban mati, beban mati tambahan,
beban lalu-lintas kendaraan, gaya rem, beban pejalan kaki, dll
Struktur atas jembatan umumnya meliputi :
1. Trotoar :
Sandaran dan tiang sandaran
Peninggian trotoar (Kerb)
Slab lantai trotoar
2. Slab lantai kendaraan
3. Gelagar (Girder)
4. Balok diafragma
5. Ikatan pengaku (ikatan angin, ikatan melintang)
6. Tumpuan (Bearing)
Konstruksi komposit (composite structure) adalah
konstruksi gabungan dari material yang berbeda jenis, dimana terdapat kerjasama
antara kedua bahan tersebut dalam memikul beban. Umumnya konstruksi merupakan
gabungan antara material beton dan material baja yang secara teknis
direncanakan untuk menerima beban-beban yang sangat besar seperti pada bangunan
jembatan.
Suatu struktur gelagar jembatan yang menggabungkan
antara bahan baja dan beton dapat dikategorikan sebagai konstruksi komposit
apabila antara kedua bahan tersebut (pelat beton dan balok baja) terjadi aksi
komposit (composite action) yang baik. Kondisi tersebut dapat dicapai dengan
memasang alat penghubung geser (shear connector) pada bidang kontak antara baja
dan beton. Bila aksi komposit dapat dicapai dengan baik, maka akan diperoleh
efisiensi dimensi gelagar (stringer) yang lebih ekonomis dari bangunan.
Kelebihan Sistem Komposit
1. Profil baja dapat dihemat mencapai
20 – 30 % dibandingkan dengan balok non komposit.
2. Penampang atau tinggi profil baja
lebih rendah, sehingga dapat mengurangi atau menghemat tinggi lantai (storey
height) pada bangunan gedung dan tinggi ruang bebas (clearance) pada bangunan
jembatan.
3. Kekakuan lantai pelat beton
bertulang semakin tinggi karena pengaruh komposit (menyatu dengan gelagar
baja), sehingga pelendutan pelat lantai (komposit) semakin kecil.
4. Panjang bentang untuk batang
tertentu dapat lebih besar, artinya dengan sistem komposit baja dan beton,
untuk penampang yang sama, mempunyai momen pikul yang lebih besar.
5. Kapasitas daya pikul beban
bertambah dibandingkan dengan pelat beton yang bebas di atas gelagar baja.
Kekurangan Sistem Komposit
Selain keuntungan-keuntungan tersebut di atas,
terdapat pula kerugian atau kekurangan dari konstruksi komposit, yaitu untuk
balok komposit statis tak tentu, aksi komposit kurang berfungsi pada penampang
yang memikul momen negative dimana pada daerah momen lentur negatif hanya
tulangan beton yang memikul gaya tarik. Dengan demikian, maka perlu ada
pembatasan dalam aksi komposit terutama pada lebar efektif dan rasio modulus
elastisitas, mengingat pengaruh kontinuitas dan lendutan jangka panjang.
Komentar
Posting Komentar